CIREBON- Sebanyak 30 anak yang berada di RW. 07 Kesunean Utara, Kel. Kasepuhan Kec. Lemahwungkuk Kota Cirebon mengalami putus sekolah, Jumat (27/8).
30 anak tersebut pun telah dilaporkan secara resmi ke Dinas Pendidikan oleh Wakil Wali Kota Cirebon, Dra. Hj. Eti Herawati saat mengunjungi langsung ke lokasi bersama Tim Jabar Bergerak, Camat Lemahwungkuk dan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Cirebon.
Disampaikan oleh Wakil Wali Kota Cirebon, Dra. Hj. Eti Herawati dalam rangka Jum’at berbagai ini, Pemerintah bersama Jabar Bergerak melakukan kunjungan ke salah satu RW yang berada dikawasan pesisir untuk memastikan adanya laporan warga terkait banyaknya anak-anak yang mengalami putus sekolah.
“Hari ini kami turun langsung di RW. 07,08 dan 09 Kesunean Utara untuk mengetahui adanya laporan bahwa anak-anak kami mengalami putus sekolah,” Tuturnya
Dra. Hj. Eti Herawati menjelaskan berdasarkan informasi dari Ketua RW adapun anak-anak yang mengalami putus sekolah ini mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ia juga memastikan untuk menangani persoalan tersebut, dirinya mewakili Pemerintah Daerah Kota Cirebon akan melaporkan ke Disduk untuk nantinya dilakukan koordinasi bersama Dispusip agar segera membuat sekolah khusus untuk memberikan pembelajaran sistem kejar paket.
“Nanti kami laporkan ke dinas terkait agar segera meninjau lokasi untuk menentukan dimana tempat yang cocok dalam membuat sekolah khusus pembelajaran sistem kejar paket a,b, maupun c,” Imbuhnya
Dra. Hj. Eti Herawati juga mengatakan untuk anak-anak yang mengalami putus sekolah sejak duduk di bangku SD nantinya akan diberikan pembelajaran dengan sistem kejar paket sementara untuk anak yang mengalami putus sekolah sejak duduk di bangku SMP akan diberikan pembelajaran mengenai kewirausahaan. Ia juga berharap agar semua anak-anak di Kota Cirebon nantinya dapat merasakan progam Pemerintah Pusat yakni wajib belajar minimal 12 Tahun.
Sementara itu disampaikan Sukarya selaku Ketua RW. 07 Kesunean Utara membenarkan adanya warga yang mengalami putus sekolah sebanyak 30 anak. Angka ini pun menjadi angka tertinggi dibandingkan dengan RW. 08 dan RW. 09 Kesunean Utara.
“Ada tiga RW, RW 07,08 dan 09 yang terdapat anak putus sekolah namun, memang di RW saya ini cukup lumayan tinggi,” Ujarnya
Sukarya menjelaskan banyaknya anak putus sekolah ini disebabkan adanya Pandemi Covid-19 yang mengharuskan para siswa siswi untuk memiliki smartphone agar dapat melakukan pembelajaran online (Daring).
“Pembelajaran online itukan butuh hp, sedangkan disini mata pencaharian keluarganya kebanyakan nelayan, jadi untuk mengikuti sistem pembelajaran seperti itu, ya banyak yang kurang mampu akhirnya anak-anaknya terpaksa harus DO (Drop Out),” Tambahnya
30 anak tersebut, disampaikan Sukarya, mayoritas yang mengalami putus sekolah yakni kaum perempuan. Sementara untuk anak yang mengalami putus sekolah mayoritas terjadi sejak duduk di bangku SD.
Sukarya berharap nantinya Pemerintah Daerah mau membantu memberikan motivasi maupun pendidikan secara langsung untuk para warganya yang mengalami putus sekolah.