CIREBON- Penerapan sistem pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Cirebon sejak Senin, 10 Januari 2022, kini dihari kedua Pemda Kota Cirebon bersama jajaran Forkopimda melakukan monitoring secara langsung yang dipimpin oleh Sekda Kota Cirebon, Drs. Agus Mulyadi, M.Si. Kegiatan monitoring ini dilakukan pada pukul 06.30 WIB dengan menyisir delapan sekolahan, yakni diantaranya MAN 1, MTSN 1, SMAN 2, SDN Kartini, SMPN 1, SMPN 7, SMPN 6 dan SDN Sadagori Kota Cirebon. Dikatakan Drs. H. Agus Mulyadi, M.Si usai melakukan monitoring dirinya mengapresiasi kepada pihak sekolahan yang telah menerapkan PTM 100 persen sesuai dengan aturan SKB empat menteri.
“Hari ini kami mengecek sejauh mana simulasi PTM 100 persen, karena kemarin kita sudah meninjau pelaksanaan vaksinasinya dan hari ini kita ingin pastikan simulasi PTM 100 persen dapat berjalan baik dan sesuai aturan,” Tuturnya
Melalui hasil monitoring juga, Drs. Agus Mulyadi, M.Si menjelaskan ada sejumlah catatan yang akan menjadi evaluasi salah satunya yakni untuk sekolah dibawah naungan Kementerian Agama maupun Sekolah lainnya harus bisa membagi waktu masuk dan waktu pulang sekolah. Hal ini dikarenakan pada saat melakukan peninjauan masih banyak sekolahan yang menimbulkan kerumunan dan kepadatan pada waktu masuk sekolah sehingga hal tersebut pun dikhawatirkan dapat terjadinya pemicu penyebaran kasus.
Drs. Agus Mulyadi, M.Si meminta kepada pihak sekolah untuk nantinya dapat menerapkan sistem shifting kepada para siswa siswinya agar dapat lebih teratur saat hendak masuk ke lingkungan sekolahan maupun saat hendak masuk kelas.
“Ada sedikit catatan karena memang tadi ada disejumlah sekolahan masih banyak kepadatan yang akhirnya terjadi kerumunan hal ini karena dari waktu masuk yang bersamaan sehingga hal tersebut pun terjadi,” Imbuhnya
Tak hanya itu, Drs. Agus Mulyadi, M.Si juga memastikan nantinya Pemda dan para pihak terakait, akan melakukan evaluasi pasca dua minggu diberlakukannya PTM 100 persen. Ia juga menghimbau kepada para pihak sekolahan meski saat ini hampir para siswa siswinya telah mendapatkan vaksinasi. Namun pihak sekolah pun harus tetap menguatkan tracing dan tidak memperbolehkan apabila ada siswa ataupun siswi yang kesehatannya terganggu untuk mengikuti pembelajaran. Hal ini guna mencegah munculnya kasus baru.